Ya Allah.
Malam ini, aku bersimpuh di hadapanmu. Di malam yang hening dan penuh kesyahduan-Mu. Dikala orang-orang telah lelap dalam tidur panjang mereka. Dikala jalanan sudah mulai sepi dari aktifitas manusia. Dikala malaikat-malaikat-Mu turun ke bumi tuk mendengar doa orang-orang yang sholeh. Aku masih terjaga di malam ini. Aku tak bisa memejamkan mataku malam ini. Aku masih teringat pada-Mu, Ya Rabb. Hanya engkaulah Yang Maha Besar dan tak pernah tidur.
Ya Allah.
Hidupku bagai roda yang terus berputar. Kadang di bawah, dan kadang di atas, begitulah kata pepatah. Aku begitu merasakannya kini. Bagaimana pahitnya dan kejamnya kehidupan di luar sana. Aku yang baru beranjak dewasa ini masih belum bisa terbiasa menghadapi ini sendiri. Bagaikan badai yang ingin mengombang-ambingkan pendirianku. Aku terus menerus mencoba untuk menahan tiap hempasan demi hempasan ombak rintangan kehidupan ini. Berbagai ujian dan cobaan melanda hidupku. Seolah-olah aku memang pantas tuk mendapatkan ini semua. Aku tak kuat Ya Allah menghadapi ini semua sendirian. Aku butuh engkau Ya Allah, sang Pemilik Jiwa Ragaku yang rapuh ini. Berikan aku sedikit saja kekuatan untuk berusaha tegar menjalani nasib hidup yang berat ini. Kesabaranku sudah di ujung tanduk. Aku hampir putus asa menghadapi ini. Aku tak kuasa menahan diri untuk menyerah melawan takdir. Aku pasrah pada-Mu, Ya Allah. Aku hanya berharap kelak akan ada keajaiban dari-Mu.
Ya Allah.
Engkau Maha Mendengar semua doa hamba-Mu. Walaupun hanya terucap dalam hatiku, namun kau mendengar semuanya. Kau Maha Mengetahui apa saja yang terjadi pada Hamba-Mu. Sedangkan aku, hanya makhluk ciptaan-Mu yang tak sempurna serta tak luput dari segala dosa dan ingkar pada-Mu. Aku sangat menyesali semua kelalaianku selama ini pada-Mu, Ya Allah. Aku sadar, betapa banyak nikmat yang engkau beri padaku selama ini. Namun aku telah lupa pada semua nikmat-Mu. Kini kau tegur aku dengan cobaan yang engkau ujikan padaku. Aku tersadar diriku telah menyia-nyiakan kehadiran-Mu yang selalu ada dalam hidupku. Aku terlalu larut dalam kegemerlapan dunia yang begitu menyilaukan mata hatiku. Aku melupakanmu, Yang Maha Memiliki segalanya di dunia ini. Aku sadar, segala nikmat yang engkau berikan padaku adalah titipanmu yang fana. Semua pemberianmu hanyalah cobaan bagiku. Apakah aku mampu bersyukur atau kufur pada-Mu?
Ya Allah.
Kini aku mengerti dan menyadari apa itu kebahagiaan dan kesengsaraan. Kebahagiaan dunia yang engkau berikan padaku hanyalah kebahagiaan sesaat dan menyesatkan jalan hidupku pada-Mu. Sehingga membuat aku melupakanmu. Kini aku dilanda kesengsaraan batin. Tiap hari jiwaku selalu gelisah, karena dosaku yang tak terhitung jumlahnya. Dosa-dosaku bagaikan pasir yang tertumpuk di gurun sahara yang gersang. Kebahagiaan dunia penuh dengan rayuan dan godaan syaitan yang engkau laknat. Sialnya, aku termakan segala bisikan dan rayuan mereka tuk membangkang pada-Mu. Astaghfirulloh aladzim! Sungguh, aku telah terperangkap dalam penjara kenistaan mereka. Aku meronta dalam penjara ini. Aku melolong minta tolong pada-Mu. Dengan sisa-sisa energi yang aku punya. Aku memohon pada-Mu, Ya Rabbul Karim. Bebaskan aku dari penjara terlaknat ini! Aku rindu dengan sentuhan kasih sayang-Mu yang begitu ikhlas memberi nikmat kebahagiaan yang sesungguhnya pada Hamba-Mu.
Ya Allah.
Diriku bagaikan seonggok sampah kecil yang berada di tengah luasnya jagat raya-Mu. Tiada guna dan tiada artinya kehidupanku ini. Diriku kini seolah-olah seperti sampah yang mencemarkan lingkungan. Mereka yang dulu memuja-mujaku, kini meninggalkanku bersama semua sisa-sisa yang aku miliki. Aku sudah tak berguna lagi bagi mereka. Mereka membuangku disaat aku sudah tak ada gunanya lagi. Mereka memperalat semua yang aku punya. Mereka mempermainkanku dengan semua kebahagiaan semu yang mereka berikan padaku. Kini, mereka sudah merebut segalanya. Kehormatan dan harta paling berharga yang aku punya telah mereka rampas. Bodohnya, aku tak kuasa memberontak tuk menghalau mereka semua! Sungguh aku menyesal telah terlanjur berada di jalan hidup yang jauh dari tangan-Mu. Kini tinggallah aku seorang diri. Tak punya apa-apa, hanya Engkaulah yang aku miliki. Hanya Engkaulah yang selalu setia berada di dekatku. Disaat aku jauh darimu sekalipun. Kini aku baru benar-benar menyadari arti kehadiran-Mu yang begitu berarti dalam kehidupanku. Tanpa-Mu, aku takkan pernah menjadi seseorang yang berarti.
Ya Allah.
Engkaulah Sang Maha Cinta. Takdir memang sudah terlanjur kau tetapkan dalam kitabmu pada hari sebelum semua makhlukmu tercipta. Sejak itulah semua tentang nasibku dan semua Hamba-Mu yang lain telah ditetapkan. Namun masih ada takdir yang dapat kuubah dengan tangan lemahku ini. Aku masih punya harapan untuk melawan takdir ini. Aku harus bangkit dan kembali maju untuk masa depanku. Aku tak boleh kalah oleh keputusasaan. Dan lagi-lagi, iblis terus merayuku untuk berputusasa. Astaghirullohaladzim! Lindungi aku Ya Allah dari segala bisikan dan godaan iblis laknatullah! Aku hanya ingin menjadi hamba-Mu yang ikhlas dan tawadu pada-Mu. Aku ingin seperti dulu ketika ku terlahir di dunia fana ini. Penuh dengan kesucian dan kasih sayang. Aku tahu, kini aku memang menjijikkan di mata-Mu. Tubuhku yang tiada daya ini telah berlumur dosa yang tak terkira.
Ya Allah.
Di keheningan Qiyamul Lail-Mu, aku bersujud dan akan terus bersujud di atas tanah ini. Memohon ampun atas segala khilafku yang entah sudah seberapa banyaknya. Aku tak kuat tuk memikul beban dosa ini sendirian. Malam ini, aku ingin mengetuk pintu Surga-Mu, Ya Allah. Izinkan aku Ya Allah, izinkan aku tuk memasuki pintu Firdaus-Mu yang kokoh dan kekal abadi itu. Hanya engkaulah satu-satunya tempatku mengadu saat ini. Tiada lain yang mampu mengobati perih hatiku akibat penyakit hati yang tak terobati ini. Selain belai kasih-Mu, Ya Allah. Aku memang tak berguna di dunia ini. Namun, apakah aku tak pantas merasakan indahnya nikmatmu yang agung? Aku hanya ingin bahagia. Aku ingin menunjukkan semua yang aku mampu. Aku ingin menunjukkan pada dunia bahwa aku masih berarti di dunia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar